Langsung ke konten utama

Postingan

Rancangan untuk Membuat Saya Menjadi Bersemangat Lagi

 Bosan adalah hal yang wajar menurut saya. Apalagi ketika bosan melakukan hal yang sama secara terus menerus. Padahal kegiatan itu penting untuk dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama. Seperti Latihan fisik agar badan kita kekar. Atau membaca buku untuk mendapatkan suatu insight. Bangun pagi setiap hari agar tidak telat pergi kerja. Sebelumnya saya berpikir bahwa liburan penting untuk diselipkan dalam kegiatan kita yang sibuk, namun jika liburan tersebut juga terulang beberapa kali. Lama - lama liburan itu juga membosankan. Liburan diganti dengan hiburan, seperti membaca komik, bermain game, atau hal - hal yang menghibur lainnya. Namun jika kegiatan itu dilakukan berulang - ulang lama - lama kesenangan yang saya dapatkan semakin berkurang dan saya memerlukan waktu yang lebih banyak melakukan kegiatan menghibur itu untuk waktu yang lebih lama agar bisa kembali "fresh". Jadi bagaimana biar ketika saya tetap bosan, saya masih bisa memaksa tubuh saya untuk tetap mel
Postingan terbaru

Bikin Sistem untuk Semuanya

 Di salah satu buku yang sedang saya baca. Saya seakan mendapatkan pencerahan. Kalau seharusnya saya harus membuat sebuah sistem untuk segala hal yang saya lakukan yang diharapkan rancangan sistem ini bisa membuat saya lebih proaktif terhadap kehidupan. Sistem yang dibuat untuk menjalani kehidupan sehari - hari, entah itu sistem untuk makan, sistem untuk membaca buku, sistem untuk berpikir, sistem untuk segala kegiatan yang diharapkan bisa membuat kegiatan tersebut lebih efisien. Kebutuhan akan sistem ini saya sadari ketika di dalam buku tersebut mengatakan bahwa dia bisa mencari sebuah kata - kata yang penting pada semua buku yang telah di bacanya dalam waktu 2 hingga 5 menit. Sedangkan saya? Berapa menit waktu yang saya butuhkan untuk mencari kata - kata penting yang ada di dalam suatu buku yang judulnya saya juga lupa dan apalagi halamannya. Tapi sepertinya membuat sistem tersebut cukup sulit dan membutuhkan waktu yang lumayan lama dibandingkan jika saya langsung mengerjakan kegiata

Berbagi Sedikit Pengalaman Tentang Seminar (Mahal)

Apakah saat ini Anda sedang berencana untuk mengikuti suatu seminar? Berapa biaya Seminarnya? 300rb, 1jt, atau bahkan di atas 10jt? Saya ingin berbagi pengalaman tentang mengikuti seminar yang pernah saya ikuti. Mungkin cerita ini akan sedikit panjang dari biasanya.  Satu seminar seharga 15 juta, dan yang satunya lagi 10jt tapi saya membawa istri saya juga jadi totalnya 20jt. Dua seminar yang sama 15jt dengan 20 jt (Saya dan istri saya). Kedua seminar ini diadakan oleh orang yang sama, yang satu seminar tentang properti yang satunya lagi seminar tentang kebebasan keuangan. Satu hal yang akan saya tanyakan kepada Anda yang sedang bersemangatnya ingin mengikuti seminar tersebut. Apakah seminar tersebut benar - benar bermanfaat bagi Anda? Awalnya saya mengira bahwa seminar itu sama dengan mentoring. Sebelum seminar, mereka juga mengatakan bahwa akan ada sesi mentoring. Tentu saja saya yang ingin meningkatkan kualitas hidup saya, tertarik tentang seminar ini karena dalam seminar ini menjan

Sharing Tentang Jual Beli Rumah atau Apartemen

Rumah sudah menjadi suatu kebutuhan dari jaman dulu kala. Sejak kecil kita sudah diajarkan bahwa ada tiga kebutuhan dasar manusia, sandang, pangan, papan. Papan / Tempat tinggal ini sudah menjadi kebutuhan dasar kita yang paling mahal dari dulu dan karena transaksi yang mahal ini membuat kebanyakan orang jarang melakukan transaksi jual beli rumah sesering sandang dan pangan. Jika kamu ingin membeli rumah dari developer tentu sangat mudah karena kamu tinggal mengikuti apa kata sales developernya. Tapi tahukah kamu, harga rumah second lebih bervariasi dan kondisinya lebih bisa dipastikan dibandingkan dengan rumah dari developer yang tentunya masih belum terlihat bentuknya. Jika ditelusuri dengan baik, membeli rumah second akan jauh lebih menguntungkan daripada rumah dari developer. Sepengetahuan saya, ini beberapa point kelebihan serta kelemahan membeli rumah second. Kelebihan: Bisa mendapatkan harga yang jauh lebih murah daripada jika membeli rumah dari developer Membeli yang lebih past

Saya Masih Terjebak

Selama tiga tahun akhirnya saya sadar kalau selama ini saya terjebak, tidak ada perubahan di dalam hidup. Mungkin ada perubahan tapi tidak ada peningkatan. Badan sudah mulai membesar. Kualitas kehidupan masih saja sama. Yah... Mungkin saja memang ada faktor dari Covid, tapi apakah Covid tetap bisa dijadikan alasan dari kenapa saya tidak juga berkembang? Kangen rasanya untuk kembali ke masa – masa saya sebelum menikah, sebelum menyentuh tahun 2019. Saat masih menjadi karyawan yang ingin keluar dari pekerjaan untuk bisa fokus ke usaha yang sudah ditekuni sebelumnya. Tidak seperti sekarang yang kerjanya baca komik, main game, dan tidur – tiduran. Di mana salahnya ya? Ketika sebelumnya saya mengira saya sudah sadar, ternyata saya masih di jalur yang sama. Saya ingin sekali merasakan semangat menggebu – gebu. Apa yang beda? Apakah karena mindset saya saat ini? Tentu saja karena mindset, tapi... mindset yang mana ya? Apakah saya harus menjadi karyawan lagi untuk harus bisa merasakan sema

Merasa Tidak Terpenuhi

 Akhir - akhir ini saya merasa tidak terpenuhi. Banyak sekali hari - hari yang sepertinya terbuang percuma. Rencana - rencana yang sudah disusun hari sebelumnya tidak dijalankan semua. Jadi terasa takut juga, apakah saya akan tertinggal dengan orang - orang sekitar? Atau bahkan tertinggal dengan diri sendiri? Bagaimana caranya merasa terpenuhi lagi setiap hari, seperti yang saya rasakan ketika masih memulai usaha ini ya? Dampak dari perasaan ini menyebabkan saya bergerak lebih lambat, hasilnya progres - progres yang saya tuju bergerak lambat juga. Mungkin juga saya merasa progresnya lambat karena saya juga tidak mengukurnya. Ah...Hampa juga ya perasaan ini... Apa yang harus saya lakukan ya? saya takut jika ini terus berlanjut, saya akan tertinggal oleh orang lain. Dan yang lebih buruk lagi, saya akan tertinggal oleh diri saya sendiri. Bahkan di tahun ini saja, saya sudah tertinggal oleh diri saya sendiri yang sudah saya tetapkan dua atau tiga tahun sebelumnya. Membuat target harian yan

Berbicara Sedikit Tentang Rintangan

Tiga bulan tidak membaca buku membuat saya mengalami sebuah kesulitan untuk membaca buku. Setiap kali selesai membaca buku, saya harus merasakan pusing yang hebat sehingga dokter meresepkan obat ibuprofen untuk pusing kepala saya karena paracetamol sudah tidak mampu mengatasi rasa pusingnya. Setelah ibuprofen tidak juga mengatasi rintangan ini, saya juga diberikan rujukan ke optik untuk mengganti kacamata saya. Namun kacamata baru tetap saja tidak bisa mengatasi rasa pusing ini, akhirnya saya diberikan rujukan berikutnya ke spesialis dokter mata. Dokter mata memeriksa mata saya dan mencari rintangan apa yang menyebabkan saya tidak dapat membaca dengan tenang. Setelah memeriksa kondisi mata dan lensa kacamata saya, semuanya baik - baik saja. Hasilnya saya hanya diberikan vitamin untuk saraf dan obat tetes mata. Bagaimana hasilnya? Saya bisa membaca buku, walaupun sedikit dan tanpa merasakan rasa sakit kepala. Hal ini menyadarkan saya, betapa mudahnya masalah mata saya ini selesai ketika