Bosan adalah hal yang wajar menurut saya. Apalagi ketika bosan melakukan hal yang sama secara terus menerus. Padahal kegiatan itu penting untuk dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama. Seperti Latihan fisik agar badan kita kekar. Atau membaca buku untuk mendapatkan suatu insight. Bangun pagi setiap hari agar tidak telat pergi kerja. Sebelumnya saya berpikir bahwa liburan penting untuk diselipkan dalam kegiatan kita yang sibuk, namun jika liburan tersebut juga terulang beberapa kali. Lama - lama liburan itu juga membosankan. Liburan diganti dengan hiburan, seperti membaca komik, bermain game, atau hal - hal yang menghibur lainnya. Namun jika kegiatan itu dilakukan berulang - ulang lama - lama kesenangan yang saya dapatkan semakin berkurang dan saya memerlukan waktu yang lebih banyak melakukan kegiatan menghibur itu untuk waktu yang lebih lama agar bisa kembali "fresh". Jadi bagaimana biar ketika saya tetap bosan, saya masih bisa memaksa tubuh saya untuk tetap mel...
Apakah saat ini Anda sedang berencana untuk mengikuti suatu seminar? Berapa biaya Seminarnya? 300rb, 1jt, atau bahkan di atas 10jt? Saya ingin berbagi pengalaman tentang mengikuti seminar yang pernah saya ikuti. Mungkin cerita ini akan sedikit panjang dari biasanya.
Satu seminar seharga 15 juta, dan yang satunya lagi 10jt tapi saya membawa istri saya juga jadi totalnya 20jt. Dua seminar yang sama 15jt dengan 20 jt (Saya dan istri saya). Kedua seminar ini diadakan oleh orang yang sama, yang satu seminar tentang properti yang satunya lagi seminar tentang kebebasan keuangan.
Satu hal yang akan saya tanyakan kepada Anda yang sedang bersemangatnya ingin mengikuti seminar tersebut. Apakah seminar tersebut benar - benar bermanfaat bagi Anda?
Awalnya saya mengira bahwa seminar itu sama dengan mentoring. Sebelum seminar, mereka juga mengatakan bahwa akan ada sesi mentoring. Tentu saja saya yang ingin meningkatkan kualitas hidup saya, tertarik tentang seminar ini karena dalam seminar ini menjanjikan peningkatan suatu kualitas hidup dengan trik yang akan dibeberkan oleh sang "mentor".
Kebetulan bahwa sang mentor tersebut telah menulis suatu buku yg membahas hal yang sama. Di dalam buku tersebut juga terdapat suatu kupon berupa potongan harga jika mengikuti seminar atau lebih tepatnya "workshop". DI dalam workshop tersebut terdapat benefit berupa
- Materi
- Bedah Kasus
- Praktek kelompok
- Kenalan dengan sesama anggota dengan pola pikir sejenis
- Akan diarahkan oleh sang mentor
Sang mentor menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas hidup, Anda membutuhkan sebuah pengetahuan, praktik, serta sebuah kelompok dengan pola pikir yang sama. Mendengar hal tersebut tentu saja saya menjadi tertarik. Biaya yang harus dikeluarkan oleh seminar tersebut adalah 15jt rupiah. Saat itu dia memasang seminarnya di Tokopedia jadi orang - orang yang tidak memiliki cukup dana seperti saya, bisa membayarnya dengan mencicil kartu kredit.
Kalau dipikir - pikir lagi, memang saat itu saya lagi kepengen diarahin oleh orang yang lebih ahli. Karena memang saya berasal dari keluarga yang sederhana namun saat itu sangat ingin meningkatkan kualitas hidup saya. Jadi tanpa pikir panjang, kartu kredit yang saya miliki ini, saya gunakan untuk membayar seminar tersebut.
Pooff--
15 juta yang berubah menjadi cicilan dalam setahun muncul di kartu kredit saya. Sebuah beban yang saat itu cukup lumayan menyiksa gaji saya. Tapi saat itu saya berpikir bahwa 15 juta ini nantinya bisa berubah menjadi 150jt kan?
Lalu di hari H seminar, saya mendatangi lokasi tempat seminar tersebut diselenggarakan. Saya tinggal di Cileungsi saat itu dan seminarnya ada di tangerang, lumayan memakan waktu perjalanan, Ya... sekitar 2.5 jam lah. Saya tiba di sebuah Hotel yang gk begitu keren2 amat tapi gk lusuh2 amat jg sih. Gedung hotel yang lebarnya selebar 5 ruko dijadikan satu, tingginya 3 lantai. Ketika masuk petugas hotelnya langsung tahu kalau saya adalah peserta seminar yang akan berlangsung. Saya langsung merasa seperti orang penting disambut seperti ini. Bagaimana gk kan, bocah tolol yang baru lulus kuliah. Terbiasa hidup sederhana tiba - tiba disambut kedatangannya. Cukup lah untuk membuat self esteem saya naik sedikit.
Saat seminar berlangsung, saya benar - benar dibuat bersemangat dan benar - benar dipuji karena telah membuat keputusan untuk mengikuti seminar ini. Tambah besar lagi kan kepala saya yg kecil ini. Dan timbul kekecewaan setelah materi berlangsung. Semua materi yang ada, sama persis dengan apa yang ada di buku. SAMA PERSIS , tidak ada tambahan apapun. Isi materi buku yg isinya seratus ribuan itu, dijelaskan lagi pada seminar yang harganya 15jt. Kok tolol ya dalam hati ini saya berkata. Kok tolol amat gw ngikutin seminar harga ratusan ribu ini. Tapi karena sang mentor berkata, ilmu itu mahal, semahal yang dibayar. Saya jadi menganggap isi ilmu yg bisa saya beli ratusan ribu itu, saya anggap menjadi 15 jt. Satu hal yang saya sadari saat ini tentang berdagang. Beli di harga rendah jual di harga mahal. Saya telah membeli sebuah ilmu yg bisa saya dapatkan seharga seratusan ribu itu dengan harga 15jt.
Tapi saat itu saya masih belum sadar, sang mentor menjelaskan. Agar saya dapat benar - benar serius, 15jt yg saya keluarkan ini tidak akan sia - sia. Biaya yang dikeluarkan tersebut akan membuat saya lebih semangat lagi dalam mempraktikan ilmu yang ada. Walaupun begitu, hati kecil ini tetap saja berteriak. Ngapain saya bayar 15jt kalau bisa saya dapeting seratus ribuan. Toh isi materinya sama saja. Akhirnya selama materi berlangsung, saya memaksa terus menerus memperhatikan sang mentor menjelaskan. Walau saya seakan seperti menonton kembali film yang telah saya tonton sebelumnya, saya sudah tahu sang mentor akan menjelaskan tentang apa. Kata - kata kosongkan gelasmu dulu agar bisa menyerap lebih banyak hal sepertinya tidak berguna banyak kalau materi yang disampaikan adalah sesuatu yang sama.
Akhirnya di akhir - akhir materi karena saya sudah merasa bosan, saya tertidur juga. Kata - kata kita harus membayar lebih hanya untuk ilmu yang sebenarnya sudah kita tahu, tidak membuat saya menjadi lebih semnangat lagi.
Lalu ada bedah kasus, kekecewaan saya bertambah lagi. Karena kasus yang disuguhkan adalah kasus di tahun 90an hingga tahun 2000an. Sedangkan saya mengikuti seminar pada tahun 2018. Kasusnya sudah sangat busuk. Sudah basi. Sudah obsolete. Tidak lagi mengikuti jaman yang ada. Dalam hati kecil saya bertanya - tanya. Katanya sering beli properti murah, tapi kenapa kasus yg diangkat di tahun 90an? Apakah setelah itu tidak lagi aktif mencari properti namun hanya menggelar seminar seperti ini?
Lagi - lagi suara hati itu saya tutupi dengan mendengarkan apa kata sang mentor. Bahwa dengan terus berlatih mengikuti cara ini, kita pasti akan bisa sukses. Mendengar kata sukses saja saya sudah langsung bersemangat. Emang bocah tolol satu ini. Tapi itu semua akhirnya terbantahkan, karena nantinya setelah saya mencoba trik sang mentor, saya sempat bertanya kepada salah satu pembicara saat itu tentang membeli Apartemen. Beliau bilang Apartemen itu enak, cari yang uang sewanya mengalahkan cicilan bank. Setelah saya dapatkan sebuah apartemen dan saya coba untuk gadaikan ke bank, pihak bank menolak agunan apartemen karena suratnya bukan SHM. Setahu saya semua apartemen, tidak ada yang SHM. Ketika saya tanyakan kepada beliau tentang hal ini, beliau menjawab dengan lugunya.
"Emang iya ya gk bisa?"
'&@#$&@*#*'. Goblok banget sih gw bisa percaya beginian. Basi banget ini pembicara ketahuan udah gk pernah cari properti lagi.
Tapi itu akan terjadi nanti 1 tahun kemudian setelah saya berkeliling berbulan - bulan.
Setelah sesi bedah kasus, sang mentor melanjutkannya dengan praktek atau sebuah simulasi jual beli properti. Beberapa orang secara acak akan diberikan sebuah properti dengan segala spesifikasi propertinya dan diminta untuk menjual properti tersebut. Orang yang tidak memiliki properti diminta untuk membeli. Kita semua diberikan sebuah modal yang sama untuk membeli propertinya. Sang pemenang adalah orang yang memiliki nilai paling tinggi entah dari uang yang didapatkan ataupun propertinya. Simulasinya berlangsung 30 menit.
Memang benar, ruangan hotel yang diperuntukan menjadi tempat seminar ini berubah menjadi pasar. Pada akhirnya ada satu properti yang mengalami transaksi jual beli sebanyak 4 kali dalam satu sesi 30 menir itu. Sang mentor menjelaskan bahwa inilah yang akan terjadi nanti di luar sana. Dan inilah ilmu utama yang saya dapatkan dalam seminar ini. Apakah sepadan dengan 15 juta? Saat itu saya berpikir ini sepadan, namun setelah mengalami jual beli properti yg sebelumnya. Saya rasa 15 juta masih kemahalan. Pengetahuan dari simulasi ini masih kurang banyak secara teknis dan semua pengetahuan dari simulasi ini bisa didapatkan ketika kita sudah transaksi properti yang sesungguhnya pertama kali.
Dan diakhir seminar, saya diberikan akses untuk menghubungi sang mentor sepuasnya selama tiga bulan dan diberikan akses sebuah forum tanya jawab selama tiga bulan juga. Jika ingin waktu tambahan, ada biaya tambahan lagi. Dan yang terjadi dalam tiga bulan pertama, saya terus menerus keliling mencari properti yang sesusai dengan kriteria. Pada saat saya ingin bertanya kepada sang mentor, wakil beliau mengatakan untuk mencari pertanyaan tersebut dalam forum terlebih dahulu. Satu lagi kekecewaan saya. Di awal sebelum saya membayar seminar dan bertanya tentang fungsi mentor ini, beliau mengatakan tidak ada satu pun pertanyaan yang bodoh, tanyakan saja pasti akan saya jawab dan arahkan. Namun di saat saya akan bertanya, wakil beliau secara tidak langsung mengatakan "Tolong jangan tanya pertanyaan yang sama berulang - ulang karena itu adalah pertanyaan yang bodoh. Silahkan ubek - ubek forum yang ada dulu dan bertanya ke sesama member."
Akhirnya saya tidak jadi bertanya dan malah bertanya ke salah satu pembicara yang ada di seminar saat itu. Bertanya perihal apartemen.
Lalu bagaimana dengan kenalan dengan orang - orang yang memiliki pola pikir yang sama tersebut? Kurang lebih saya bisa merasakan kekecewaan yang sama tentang seminar ini dari sesama peserta. Kita juga diberikan wadah grup whatsapp dan isinya? Tidak ada, kalaupun ada paling hanya jualan MLM para peserta lainnya juga. grup 15 jt terasa tidak terlalu berguna karena bisa dibilang semua orang yg ada di grup ini sama - sama bodohnya seperti saya. Sama - sama tidak tahu apa - apa tentang properti, jadi apa yang mau ditanyakan.
Jadi kesimpulannya, jika memang Anda berminat dengan sebuah seminar yang menjual cara/trik mendapatkan sesuatu. Utamakan memang orang yang sudah mahir dan masih melakukannya. Seminar - seminar yang menawarkan cara mendapatkan kekayaan, secara garis besar adalah seminar untuk orang - orang yang baru mau belajar mendapatkan uang selain dari pekerjaan utama mereka. Seminar - seminar ini hanya berisi materi yang akan mengubah pola pikir Anda yang sebenarnya sudah banyak ditulis oleh penulis kelas internasional. Robert Kiyosaki, Robert G Allen, Anthony Robbins, Napoleon Hill, Timothy Ferris, dan banyak lagi. Buku - buku tersebut bisa didapatkan di toko buku dengan harga sekitar seratus ribuan. Segala benefit yang disebutkan saya rasa tidak ada gunanya.
Dan kalau Anda adalah orang yang sudah mengenal basicnya dan ingin lanjut ke jenjang berikutnya, seminar - seminar ini juga tidak bermanfaat untuk Anda. Orang - orang yang ada di seminar ini adalah orang - orang yang akan mengajarkan basicnya saja, mereka sudah berhenti berkecimpung di bidang ini dan kasarnya "menyerah" dan hanya akan menjual ludah. Orang - orang yang sudah advanced ini sebenarnya akan senang mengajarkan juniornya agar bisa naik ke jenjang lebih tinggi tanpa dibayar rupiah. Jadi carilah mentor yang benar - benar masih di bidangnya dan mau mengajar Anda tanpa dibayar rupiah.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, klik like, berbagi, dan berlangganan jika menyukai halaman ini
Tidak untuk direproduksi tanpa sepengetahuan saya atau tanpa mencantumkan link blog ini.