Tiga bulan tidak membaca buku membuat saya mengalami sebuah kesulitan untuk membaca buku. Setiap kali selesai membaca buku, saya harus merasakan pusing yang hebat sehingga dokter meresepkan obat ibuprofen untuk pusing kepala saya karena paracetamol sudah tidak mampu mengatasi rasa pusingnya.
Setelah ibuprofen tidak juga mengatasi rintangan ini, saya juga diberikan rujukan ke optik untuk mengganti kacamata saya. Namun kacamata baru tetap saja tidak bisa mengatasi rasa pusing ini, akhirnya saya diberikan rujukan berikutnya ke spesialis dokter mata. Dokter mata memeriksa mata saya dan mencari rintangan apa yang menyebabkan saya tidak dapat membaca dengan tenang. Setelah memeriksa kondisi mata dan lensa kacamata saya, semuanya baik - baik saja. Hasilnya saya hanya diberikan vitamin untuk saraf dan obat tetes mata. Bagaimana hasilnya? Saya bisa membaca buku, walaupun sedikit dan tanpa merasakan rasa sakit kepala.
Hal ini menyadarkan saya, betapa mudahnya masalah mata saya ini selesai ketika ada rintangan. Saat ini dokter menyimpulkan bahwa mata saya mengalami kelelahan, itu saja. Tanpa adanya rintangan rasa sakit kepala ini, mungkin saja saya tidak akan tahu kalau mata saya kelelahan karena kebiasaan saya yang terus minum minuman berenergi setiap hari. Hari ini saya mulai stop minuman berenergi.
Berbeda dengan keadaan saya tahun 2019 yang lalu. Merasa tidak ada lagi rintangan dalam hidup, saya memulai kehidupan yang serba santai. Saya mulai berhenti berolahraga karena terlalu melelahkan. Saya bermain game seharian karena rintangan mencari uang untuk kebutuhan hidup dasar sudah bisa saya selesaikan. Saya mulai berhenti keluar rumah, karena di luar rumah terasa melelahkan.
Merasa tidak ada rintangan adalah sebuah rintangan tersendiri. Rintangan ini benar - benar menipu karena wujudnya yang berbeda. Jika biasanya rintangan terlihat besar, kuat, dan menantang. Rintangan yang satu ini berwujud seperti teman, yang mengatakan bahwa saya sudah sukses, tidak perlu lagi mengejar mimpi yang lebih besar, dan menikmati apa yang sudah dicapai.
Hingga akhirnya pandemi ini datang. Seperti kebanyakan orang, saya pun termasuk di dalamnya yang merasakan efek pandemi ini. Sistem yang terlihat stabil dan tidak tergoyahkan, akhirnya sedikit goyah di masa pandemi yang jika dibiarkan terus akan hancur juga.
Hal ini membuat saya sadar. Lebih baik merangkul rintangan yang terlihat karena mereka lebih jujur dalam menyampaikan pesannya dan lebih mudah diatasi. Daripada menghadapi rintangan yang satu ini karena bisa jadi kita masih belum sadar sedang dalam rangkulan rintangan ini. Dan sedihnya lagi kita harus bisa memilih salah satunya. Jika kita tidak memilih rintangan pertama, bisa jadi kita sudah memilih rintangan kedua tanpa sadar
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, klik like, berbagi, dan berlangganan jika menyukai halaman ini
Tidak untuk direproduksi tanpa sepengetahuan saya atau tanpa mencantumkan link blog ini.