Menjadi Seorang Surveyor di Dunia Telekomunikasi

Yup... akhirnya saya kecemplung di dunia telekomunikasi berkat teman saya yang berhasil membuka sebuah subkon di bidang telekomunikasi. Setelah mengapply beberapa perusahaan bonafit, keren, dan prestis dalam waktu empat bulan yang berujung pada kabar kosong alias penolakan saya pun meminta teman saya ini untuk memperkerjakan saya. Disamping karena gak betah makan tidur-makan tidur doank penawaran menjadi seorang surveyor pun saya terima.Walaupun dalam posisi saya ditulis sebagai Engineernya, namun dalam dunia telekomunikasi saya masih kulinya. Kenapa bisa dibilang kuli? karena kerjaannya cuma photo-photo sama gambar site layout dan arah antenanya, yang kata temen saya sendiri kerjaan ini gak perlu sekolah tinggi-tinggi.



Namun untuk kamu yang terlanjur kecemplung dan ingin memperdalam dunia telekomunikasi, kamu bisa mendapatkan ilmunya (walaupun cuma luarnya aja) tentang akses radio, transmisi, dan tenaga listriknya disini dan setelah itu kamu bisa memperdalamnya dengan membaca buku-buku tentang telekomunikasi seperti  buku 2G/3G RF Planning and Optimization for Consultant (Link) atau kalau mau yang lebih dasar lagi bisa baca e-book Fundamentals of Telecomunication (Link). Atau mungkin kamu ingin melanjutkan pendidikanmu ke jenjang S2.

Bekerja di subkon itu, gampang-gampang susah. Karena masih bisa dianggap sebagai outsourcing waktu kita bekerja tidak akan diatur namun kita diatur oleh target yang telah ditetapkan, jadi mau bangun jam 11 siang, terus berangkat dari kamar jam 12 siang tidak masalah asal target tercapai. Pekerjaan yang dilakukan dalam satu proyek juga masih dalam ruang lingkup yang kecil, selain ruang lingkup yang kecil, pekerjaannya pun dilakukan berulang-ulang dengan kasus yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Membosankan? pastinya akan terasa membosankan kalau kamu tidak menikmati pekerjaan yang kamu lakukan, apalagi jika kamu memiliki tim yang terus-menerus menekanmu. Untungnya saya sendiri memiliki tim yang sehat, berkompetitif mengejar target tanpa sikut-sikutan.

Selain pekerjaan yang berulang-ulang, ada saatnya ketika kamu sedang dikejar target waktu tidurmu dirampas habis-habisan hingga tersisa tiga jam untuk tidur, hal itu pernah terjadi ketika saya sedang mengerjakan laporan hasil survey. Disitu baru terasa fungsi dari rokok dan kopi, walaupun saya sempat sukses berhenti merokok selama setahun, akhirnya nyambung lagi ketika mengerjakan proyek ini. Dinikmatin aja deh yang namanya bangun pagi kepala puyeng akibat kurang tidur dan kebanyakan rokok, kaki pegel-pegel jalan keliling Jakarta, ngantre dan berdesakan di commuter line, beli minum yang sekali beli bisa habis 20 ribu, gaji yang biasanya dikasih orang tua "segitu" sekarang jadi "segitu+sedikit". Sedikit aja ya hahaha :D.

Lucu juga kalau inget jaman dulu, jaman dimana tidak ada minuman berasa dan berwarna, hanya air pegunungan dan air hujan. Jaman dimana untuk hanya bertahan hidup kita perlu berburu. Kalau saya harus mengikuti gaya hidup jaman dulu dengan hanya meminum air mineral dengan target yang seolah-olah memburu atau diburu seperti jaman dulu, pasti saya sudah merasa jenuh dan lelah pikiran. Beruntungnya saya bisa hidup dimana gula sudah ditemukan, hal-hal manis seperti itu memang sangat membantu, ha ha ha :D.

Ngomong-ngomong tentang gaji, gaji disini tidak terlalu kecil juga kok. Tergantung juga kamu ngerjain borongan atau digaji perbulan, jika digaji perbulan jelas lebih sedikit daripada borongan, tetapi waktu antara hidup kamu dengan kerjaan akan seimbang, tidak dengan borongan, bisa-bisa hidup kamu senin sampe jumat dipake buat kerjaan, sisanya istirahat sabtu dan minggu. Namun kalau dilihat-lihat lagi, perusahaan yang memberi gaji perbulan itu lebih "basah" daripada borongan, karena kalau borongan mau dimainin juga kan gk enak, karena yang kita mainin itu duit satu tim, beda dengan yang digaji perbulan karena sudah terplot dalam bagian masing-masing. Yah kalau kata orang TST lah, Tau Sama Tau.