Bosan adalah hal yang wajar menurut saya. Apalagi ketika bosan melakukan hal yang sama secara terus menerus. Padahal kegiatan itu penting untuk dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama. Seperti Latihan fisik agar badan kita kekar. Atau membaca buku untuk mendapatkan suatu insight. Bangun pagi setiap hari agar tidak telat pergi kerja. Sebelumnya saya berpikir bahwa liburan penting untuk diselipkan dalam kegiatan kita yang sibuk, namun jika liburan tersebut juga terulang beberapa kali. Lama - lama liburan itu juga membosankan. Liburan diganti dengan hiburan, seperti membaca komik, bermain game, atau hal - hal yang menghibur lainnya. Namun jika kegiatan itu dilakukan berulang - ulang lama - lama kesenangan yang saya dapatkan semakin berkurang dan saya memerlukan waktu yang lebih banyak melakukan kegiatan menghibur itu untuk waktu yang lebih lama agar bisa kembali "fresh". Jadi bagaimana biar ketika saya tetap bosan, saya masih bisa memaksa tubuh saya untuk tetap mel
Udara
dapat diartikan sebagai campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak
berbau memenuhi ruang di atas permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan
membutuhkan udara untuk kelangsungan hidup mereka. Tanpa adanya udara ini,
mungkin kehidupan kita tidak akan seperti sekarang, mungkin akan menyerupai kehidupan
di planet lain. Oleh karena itu, udara menjadi penting bagi kehidupan makhluk
hidup di planet ini, terutama udara yang bersih dapat menunjang kesehatan kita.
Namun
perkembangan teknologi saat ini sepertinya tidak diimbangi dengan pemecahan
atas dampak buruk yang dihasilkan, seperti pencemaran udara. Salah satu
indikator bahwa udara menjadi buruk adalah kandungan debu di dalamnya. Debu
ialah nama umum untuk partikel padat kecil dengan diameter kurang dari 500
mikrometer. Partikel debu tersebut akan melayang di dalam udara dalam waktu
yang relatif lama dan dapat masuk ke dalam tubuh lewat saluran pernapasan.
Secara
alamiah debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin
atau berasal dari letusan gunung berapi. Debu juga dihasilkan oleh pembakaran
yang tidak sempurna dari bahan bakar
mengandung senyawa karbon atau berasal dari penggunaan mesin diesel yang tidak
terpelihara dengan baik.
Debu
itu tidak hanya partikel – partikel kecil berterbangan yang dapat kita lihat
ketika terkena sinar matahari, debu dibagi menjadi tiga menurut jenisnya.
1.
Debu Organik, debu ini berasal dari makhluk
hidup seperti pada daun – daunan, abu, kapas, dan seterusnya.
2.
Debu Mineral, debu yang memiliki senyawa komplek
seperti batu arang, SiO2, SiO3.
3.
Debu Metal, merupakan debu yang mengandung
senyawa logam seperti alumunium, besi, magnesium, dan seterusnya.
Sedangkan
debu memiliki sifat sebagai berikut:
1.
Mengendap karena gaya gravitasi.
2.
Dapat basah ketika dilapisi air yang tipis.
3.
Dapat menggumpal ketika basah.
4.
Memiliki muatan, seperti pada partikel pada
umumnya, sehingga dapat menarik partikel debu yang berbeda muatan dan menolak
partikel debu yang memiliki muatan yang sama.
Ukuran debu juga dapat
berpengaruh terhadap terjadinya penyakit pada saluran pernapasan karena dapat
mengganggu proses respirasi pada paru – paru. Berdasarkan ukuran tersebut debu
dapat mencapai bagian tubuh di dalam paru – paru. Pada ukuran 5 – 10 mikrometer,
debu akan tertahan oleh saluran pernapasan bagian atas. Pada ukuran 3 – 5 mikrometer,
debu akan tertahan oleh saluran pernapasan bagian tengah, broncheolus/bronchus.
Pada ukuran 1 – 3 mikrometer, debu dapat masuk hingga bagian alveoli. Pada
ukuran 0.1 – 1 mikrometer, debu berdifusi mengikuti gerak brown keluar masuk bagian alveoli.
Jika debu telah lama tertimbun
di dalam alveoli akan menyebabkan penyakit pernapasan yang disebut pneumoconiosis. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis adalah:
1.
Silicosis – Silicosis adalah pneumoconiosis yang
disebabkan oleh debu kuarsa atau silca. Kondisi paru-paru ditandai dengan
nodular fibrosis (parut pada jaringan paru-paru), mengakibatkan sesak napas.
Silikosis adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, bahkan
tahapan lanjut bersifat progresif meskipun sudah tidak terpapar lagi.
2.
Paru Hitam – paru hitam adalah
bentuk pneumokoniosis yang disebabkan oleh penumpukan debu batubara di dalam
paru-paru yang membuat jaringan paru-paru menjadi gelap atau hitam. Penyakit
ini juga bersifat progresif. Meskipun nama penyakit ini banyak dikenal sebagai
penyakit paru hitam, namun nama resminya adalah pneumokoniosis pekerja batubara
(Coal Worker’s Pneumoconiosis (CWP)).
3.
Asbestosis – Asbestosis adalah suatu bentuk
pneumokoniosis yang disebabkan oleh serat asbes. Dan penyakit ini juga bersifat tidak bisa disembuhkan.
Untuk mengurangi jumlah debu pada udara kita perlu
mengendalikannya pada sumber debu yang dapat dikendalikan, contohnya adalah
mesin pekerjaan oleh manusia. Ada tiga sistem pengendalian paparan debu
terhadap pekerja, yaitu:
1.
Pencegahan
Pencegahan
di area pekerjaan dapat diterapkan meskipun kita tidak dapat menghilangkannya
secara menyeluruh. Kita dapat meminimalisir emisi debu yang dihasilkan dengan
cara merancang prosesnya dengan baik sehingga dapat meminimalisir penghasilan
debu.
2.
Sistem Kontrol
Jika
upaya pencegahan dilakukan namun dirasa emisi debu yang dihasilkan masih diluar
batas normal bagi kita, maka kita dapat melakukan sistem kontrol pada debu
tersebut. Beberapa teknik pengendalian yang dapat dilakukan adalah seperti:
Sistem Pengendap Debu – menggunakan prinsip ventilasi untuk
menangkap debu dari sumbernya. Debu disedot dari udara dengan menggunakan pompa
dan dialirkan kedalam pengumpul debu, kemudian udara bersih dialirkan keluar.
Sistem Supresi Debu Basah – menggunakan cairan seperti air
tetapi bisa juga menggunakan bahan kimia untuk mengikat debu untuk membasahi
bahan yang bisa menghasilkan debu tersebut sehingga bahan tersebut tidak
cenderung menghasilkan debu.
Menangkap debu di udara menggunakan penyemprot air – menyemprot
debu-debu yang timbul pada saat proses dengan menggunakan air atau bahan kimia
pengikat, semprotan harus membentuk partikel cairan yang kecil sehingga bisa
menyebar di udara dan mengikat debu yang berterbangan sehingga turun kebawah.
3.
Dilusi atau Isolasi
Ventilasi Dilusi – teknik ini adalah untuk
mengurangi konsentrasi debu yang ada di udara dengan mendilusi udara berdebu
dengan udara tidak berdebu atau bersih. Secara umum sistem ini masih kurang
baik untuk kesehatan karena debu pada dasarnya masih terdapat diudara, akan
tetapi sistem ini bisa digunakan jika sistem lain tidak diijinkan untuk
digunakan.
Isolasi – teknik ini adalah dengan cara
memisahkan pekerja dengan udara yang terkontaminasi, pemisahan bisa dilakukan
dengan mengisolasi pekerja kemudian di suplai dengan udara bersih dari luar.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, klik like, berbagi, dan berlangganan jika menyukai halaman ini
Tidak untuk direproduksi tanpa sepengetahuan saya atau tanpa mencantumkan link blog ini.